Persiapan IKM melalui Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 2 Pasangkayu


Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang dirancang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. (https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka)

Kurikulum merdeka dirancang untuk pengembangan soft skills dan karakter murid, kurikulum merdeka juga fokus pada materi esensial dan kedalaman materi bukan pada seberapa banyak materi yang dipelajari dan kurikulum merdeka juga menerapkan pembelajaran yang fleksibel yang tidak terpaku hanya pada satu konten saja tetapi beragam konten dan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum merdeka merupakan langkah yang tepat dalam merespon kebutuhan dan tantangan pembelajaran pasca pandemi covid-19. Kurikulum merdeka menjadi tonggak transformasi pendidikan berdasarkan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara tentang merdeka belajar yang artinya murid terbebas dari perintah dan mampu memerintah dirinya sendiri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, sebagai langkah persiapan untuk dapat menerapkan kurikulum merdeka, maka komunitas belajar di SMP Negeri 2 Pasangkayu kemudian merancang sebuah kegiatan dalam bentuk workshop untuk memfasilitasi guru dalam menyamakan persepsi tentang kurikulum merdeka. Beberapa materi yang diangkat dalam kegiatan ini adalah:
  1. Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar dengan narasumber I Wayan Sadra, S. Pd, M. Pd (Pengawas tingkat SMP Kabupaten Pasangkayu)
  2. Merancang Modul Ajar dan Assesmen Berbasis Kurikulum Merdeka dengan narasumber Hj. Sunarti, S. Pd, M. Pd (Koordinator Pengawas SD dan SMP Kabupaten Pasangkayu)
  3. Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan narasumber Arman B, S. Pd.I, M. Pd (Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 Kabupaten Pasangkayu)
  4. Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi dengan narasumber Arman, S. Pd (Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Pasangkayu)



Kurikulum merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan kegiatan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun
dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Tidak ada perubahan total jam pelajaran, hanya saja JP (jam pelajaran) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk 2 kegiatan pembelajaran: (1) pembelajaran intrakurikuler dan (2) projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolaholah JP-nya berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah sebuah pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta didik akan belajar menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya. Dimensi profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi fondasi yang perlu dikembangkan satuan pendidikan untuk peserta didik. Dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Dengan adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila, maka satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa bekerja secara kolaboratif. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian tindakan masuk akal untuk merespon kebutuhan belajar murid. Setiap murid memiliki kebutuhan belejar yang berbeda-beda. Kebutuhan belajar ini meliputi kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Guru dapat merancang strategi pembelajaran berdiferensiasi melalui 3 strategi, yaitu:
  1. Diferensiasi Konten
  2. Diferensiasi Proses
  3. Diferensiasi Produk
Jika Guru tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka dapat menghambat murid untuk berkembang sesuai dengan kesiapan belajarnya. Manfaat  dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain: Setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, murid merasa aman, memiliki harapan untuk bangkit dan kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. 

Oleh karena setiap anak itu unik dan istimewa, maka pembelajaran berdiferensiasi merupakan langkah yang tepat dalam merespon keragaman murid. Inilah mengapa setiap guru harus menjadikan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai salah satu langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap murid di kelasnya.

Sekian dan terima kasih.




Posting Komentar untuk "Persiapan IKM melalui Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 2 Pasangkayu"