JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 1 MODUL 1.1: "FILOSOFI PENDIDIKAN MENURUT KHD"


JURNAL REFLEKSI
Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
Oleh: Arman, S. Pd
CGP Angkatan 6 Kabupaten Pasangkayu

1. Facts (Peristiwa)

Rangkaian Pendidikan guru penggerak angkatan 6 diawali pembukaan serentak secara daring pada tanggal 24 Agustus 2022. Kegiatan ini menjadi momentum bagi saya untuk memulai dari diri mengasah secercah harapan untuk dapat menjadi agen transformasi pendidikan melalui pendidikan budi pekerti seperti yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan Guru Pengerak ini akan dilaksanakan selama 6 bulan ke depan mulai dari bulan Agustus s.d Desember 2022 dan April s.d Mei 2023.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan pretest serentak pada tanggal 29 Agustus 2022. Kegiatan selama menyelesaikan modul 1.1 dilakukan secara daring bersama rekan-rekan sesama CGP, Fasilitator dan Pengajar Praktik melalui sinkronous dan asinkronous. Rangkaian kegiatan daring tersebut adalah: Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar materi dan Aksi nyata yang biasa disingkat dengan MERDEKA. Kemudian lokakarya orientasi dilaksanakan secara daring pada tanggal 3 September 2022

Selama melakukan aksi nyata, ternyata memulai bukanlah hal yang mudah. Sikap skeptis kadang muncul dari orang lain, tetapi itu tidak menyurutkan langkah saya. Saya tetap optimis maju pantang mundur walau selangkah. Perlahan namun pasti perubahan adalah keniscayaan dan kitalah yang akan mengubah hal-hal tersebut. Kebiasaan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah mulai muncul, budaya salam senyum dan sapa perlahan-lahan mulai kami terapkan. Hal yang paling utama dari aksi nyata ini adalah keteladan CGP sebagai agen perubahan mulai terlihat.

2. Feelings (Perasaan)

Selama melakukan aksi nyata, ternyata memulai bukanlah hal yang mudah. Sikap skeptis kadang muncul dari orang lain, tetapi itu tidak menyurutkan langkah saya. Saya tetap optimis maju pantang mundur walau selangkah. Perlahan namun pasti perubahan adalah keniscayaan dan kitalah yang akan mengubah hal-hal tersebut. Kebiasaan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah mulai muncul, budaya salam senyum dan sapa perlahan-lahan mulai kami terapkan. Hal yang paling utama dari aksi nyata ini adalah keteladan CGP sebagai agen perubahan mulai terlihat.

Ketika pertama kali mengikuti kegiatan PGP angkatan 6 ini, saya merasa agak cemas, bagaimana nanti membagi waktu antara mengerjakan tugas-tugas CGP dan tugas saya sebagai guru dan sebagai ayah bagi anak-anak saya di rumah. Kala itu berbagai macam tugas harus saya kerjakan mulai dari membuat info grafis, membuat video hingga berkolaborasi dengan sesama CGP untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus di upload di LMS. Seiring dengan berjalannya waktu, saya akhirnya mulai bisa mengikuti ritme dari PGP ini. Saya senang dan berharap kelak menjadi teladan serta menjadi agen transformasi pendidikan di Indonesia.

Penerapan aksi nyata di sekolah melalui penumbuhan budaya gotong royong membersihkan lingkungan sekolah dan pembiasaan salam senyum sapa sungguh membuat saya sadar dan tentang pentingnya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti ini telah berhasil menginternalisasikan nilai-nilai gotong royong dan norma kesopanan ke dalam diri anak melalui keteladanan dan pembiasaan. Sekarang saya lebih percaya diri, karena ketika kita berubah maka kita pun dapat menjadi pemantik orang lain untuk berubah.

3. Findings (Pembelajaran)

Pelajaran yang saya dapatkan dari penerapan aksi nyata ini adalah tentang pentingnya manusia untuk berubah. Ketika menerapkan aksi nyata di kelas maupun di sekolah tentu akan ada hambatan yang kita dapatkan. Untuk itu seorang CGP perlu memiliki daya juang yang tinggi agar program perubahan yang kita rencanakan dapat terwujud. CGP perlu membangun komunikasi dan kolaborasi dengan semua elemen yang ada di sekolah sebagai elemen yang akan memberikan dukungan dalam melakukan perubahan. Hal yang saya ketahui tentang diri saya saat ini adalah saya dalam proses mengubah diri dan memantik orang lain untuk berubah.

4. Future (Penerapan)

Di masa depan saya akan lebih cepat dalam memantik perubahan perilaku siswa maupun guru agar dapat menginternalisasikan nilai-nilai gotong royong dan norma kesopanan (salam, senyum, sapa) jika ekosistem sekolah telah berubah menjadi ekosistem yang siap berubah.. Ketika ekosistem siap untuk berubah, maka internalisasi nilai dan peran guru penggerak akan lebih mudah. Aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini adalah saya kan mengajak seluruh elemen sekolah untuk berubah mulai dari perbaikan sistem atau aturan/tata tertib di sekolah yang dapat menjadi regulator dalam proses penanaman pendidikan budi pekerti sesuai filosofi KHD.

Dokumentasi Kegiatan




Testimoni Guru
  • Melalui pembiasaan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, tercipta lingkungan nyaman indah dan bersih
  • Melalui Pembiasaan Salam, Senyum dan Sapa menumbuhkan motivasi murid dalam belajar dan selalu menantikan guru di kelas, guru hadir selayaknya orang tua bagi muridnya.

Posting Komentar untuk "JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 1 MODUL 1.1: "FILOSOFI PENDIDIKAN MENURUT KHD""